Jalur Gaza, SPNA – Sebagian masyarakat muslim di Jalur Gaza melakukan shalat Idul Fitri di Kamp Al-Audah yang terletak di wilayah perbatasan Gaza-Israel. Ajang shalat Idul Fitri ini di lokasi aksi damai itu, sebagai bentuk solidaritas terhadap keluarga para syuhada dan korban luka-luka, akibat konfrontasi selama dua bulan terakhir dengan militer Israel di wilayah perbatasan.
Hingga kini korban syuhadah atau yang meninggal dunia mencapai 130 syahid, dan yang luka-luka dari para demonstran mencapai 1200 orang.
Adapun yang bertindak selaku khatib shalat Idul Fitri yaitu Dr. Khalil El-Hayya, Anggota Biro Politik Hamas. Dalam khutbahnya, El-Hayya menekankan urgensi perjuangan yang berkelanjutan demi mencapai kemenangan, khususnya menghentikan blokade Israel atas Jalur Gaza dan kota tua, Jerusalem. Ia menghimbau dengan aksi damai di perbatasan, maka pesan kezaliman Israel atas Palestina yang berlangsung lebih 70 tahun ini, bisa lebih menggema ke dunia internasional.
Lebih khusus, El-Hayya menuntut pencabutan blokade Israel atas Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari 11 tahun. El-Hayya berharap agar hal ini segera direalisasikan tanpa syarat apapun.
Hal lain yang dihimbau oleh El-Hayya adalah, agar negara-negara Arab tetap memberi perhatian kemanusiaan terhadap rakyat Palestina, termasuk bagi pengungsi Palestina yang berada di Lebanon. Pengungsi Palestina telah menempati kamp pengungsiaan itu sejak tahun 1948 paska pengusiran besar-besaran rakyat Palestina dari tanah kelahiran sendiri.
Dari semua hal yang disinggung, El-Hayya sangat menekankan penting konsisten bagi negara-negara Arab dan dunia Islam untuk tidak membangun normalisasi dengan Zionis Israel. Karena jika hal itu dilakukan, maka legitimasi atau pengakuan atas negara Israel akan semakin meningkat. Sebaliknya jika hal tersebut tidak dilakukan, maka Israel akan menjadi negara yang dikucilkan dan terisolir di kancah internasional.
Aksi damai masih terus berlangsung di wilayah perbatasan sejak tanggal 30/03/2018 sebagai aksi protes atas pemindahan Kedubes Amerika ke Al-Quds (Jerusalem).
Laporan: Abdulhamed Akkila
Penerjemah: Ihsan Zainuddin